1. Kekuasaan Bangsa Portugis di Indonesia
Tahun
1511 tiba di Maluku, dan perang dengan Sultan Mahmud Syah (Sultan
Malaka). Dan Portugis dapat menguasai Malaka dan Ternate pada tahun
1512. Namun, pada tahun 1575, berhasil diusir oleh Sultan Baabullah
(Putra Sultan Hairun). Lalu Portugis berlayar ke Sumatra dan Jawa.
Sebab diusirnay Portugis dari Maluku :
Portugis memonopoli perdagangan cengkih sehingga merugikan Ternate.
Sultan Hairun dibunuh Portugis dengan cara licik di Benteng Sao Paolo.
Penyebaran agama oleh bangsa Portugis.
2. Kekuasaan VOC di Indonesia
Tahun 1602 terbentuk Perserikatan Maskapai Hindia Timur atau VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) bersama di Amsterdam.
Hak – hak VOC (Hak Oktrooi) yang diberikan Parleman Belanda :
Hak memonopoli perdagangan di wilayah antara Amerika Selatan sampai Afrika.
Hak memiliki angkatan perang dan membangun benteng pertahanan.
Hak sebagai wakil pemerintahan Belanda di Indonesia.
Hak mengadakan perang dan menjajah.
Hak untuk mengikat perjanjian dengan raja – raja Indonesia.
Hak untuk mengangkat pegawai.
Hak untuk mencetak dan mengedarkan uang sendiri.
Hak untuk memungut pajak.
Hal yang dilakukan VOC dalam memonopoli rempah – rempah :
Hak
Eksteerpasi : hak untuk mengurangi hasil rempah – rempah dengan cara
menebang atau memusnahkan, agar penawaran rempah – rempah terkendali.
Pelayaran Hongi (Hongi Tochtan) : pengawasan terhadap pelaksanaan monopoli perdagangan di Indonesia..
Penyebab kemunduran VOC :
- Pegawai VOC banyak yang korupsi.
- Wilayah Indonesia sangat luas, sehingga membutuhkan biaya yang besar untuk mengelola.
- Persaingan ketat dengan kongsi dagang lain, yaitu The East India Company / EIC (milik Inggris) yang berkedudukan di Calcuta.
- Biaya perang untuk menumpas perlawanan spoladis di suku – suku di Indonesia sangat besar.
Dan VOC bubar pada tanggal 31 Desember 1799.
3. Kekuasaan Prancis di Indonesia Masa Gubernur Jendral Daendels
Tahun
1800, Indonesia dibawah pemerintah Belanda. Tahun 1806, Belanda kalah
dengan Prancis dipimpin Napoleon Bonaparte dan dia mengangkat adiknya,
Leuis Napoleon menjadi raja di Belanda.
1806,
Prancis (Napoleon Bonaparte) mengalahkan Belnda dan menguasai wilayah
jajahannya termasuk Indonesia. Tahun 1808 Prancis mengangkat Herman
William Daendels sebagai Gubernur Jendral Belanda di Indonesia, dengan
tujuan untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris.
Perhatian Deandels :
1. Membangun jalan Anyer – Panarukan (±1.100km).
2. Melaksanakan kerja rodi untuk pekerjaan yang bersifat umum.
3. Membangun angkatan perang.
4. Mencampuri urusan intern kerajaan – kerajaan di Indonesia.
5. Menjalankan sistem pemerintahan diktator.
6. Mencari keuntungan besar melalui perdagangan budak.
Tahun
1811, Herman Daendels ditarik ke Belanda, karena menyengsarakan rakyat
dan menimbulkan perlawanan diberbagai daerah. Herman Daendels digantikan
oleh Jansens.
Tahun 1811, Inggris menyerang Batavia dipimpin oleh Lord Minto dan tanggal 18 September 1811 Jansens menandatangan perjanjian Kapitulasi Tuntang yang berisi penyerahan Batavia kepada Inggris.
4. Kekuasaan Inggris di Indonesia
EIC mengangkat Stamfort Raffles sebagai gubernur jendral di Indonesia. Langkah yang dilakukan oleh Raffles adalah :
· Membagi Pulau Jawa menjadi 16 Karesidenan.
· Mengurangi kekuasaan bupati dengan mengangkat bupati menjadi pegawai pemerintahan.
· Menghilangkan sama sekali bentuk kerja paksa / rodi.
· Menghapus pelayaran Hongi model VOC.
· Melarang perbudakan karena tidak sesuai dengan semangat liberialisme.
· Menghapus bentuk penyerahan (upeti).
· Memungut sewa tanah / landrent, sebab tanah dianggap sebagai milik negara.
· Melaksanakan sistem penjurian dalam peradilan.
Jasa Raffles dalam pengembangan ilmu pengetahuan :
o Meneliti tumbuhan dan menamai temuannya dengan nama Rafflesia Arnoldi.
o Membangun Kebun Raya Bogor.
o Menulis buku History of Java.
5. Kekuasaan Kolonial Belanda
Tahun
1814 ada konvensi London, yaitu Prancis harus mengembalikan status
negara – negara jajahan kekedudukan semula. Dan pada tahun 1816,
Indonesia dikembalikan ke Belanda kecuali Pulau Bangka, Belitung, dan
Bengkulu.
Akibatnayterjadi
perlawanan dari rakyat, seperti perang Diponegoro, Perang Aceh, Perang
Padri, Perang Patimura sehingga kas Belanda menjadi kosong. Dan
akhirnya, Van den Bosh mengusulkan sistem Cultur Stelsel (Tanam Paksa)
di Pulau Jawa mulai tahun 1830.
Ketentuan Taman Paksa :
Seperlima bagian tanah milik rakyat yang subur wajib dijadikan lahan bagi tamanan ekspor.
Tanah tersebut dibebaskan dari pembayaran pajak.
Hasil panen diserahkan kepada pemerintah Belanda.
Apabila taksiran harga hasil panen melebihi pajak, maka kelebihannya menjadi hak rakyat.
Kegagalan panen ditanggung pemerintah.
Tenaga kerja yang digunakan tidak boleh melebihi tenaga kerja yang digunakan untuk menanam padi.
Ketentuan Tanam Paksa yang dilanggar Belanda :
Tanah yang dijadikan lahan ekspor tidak hanya seperlima, tapi seluruhnya.
Tanah yang ditanami tanaman ekspor tetap dipungut pajak.
Kegagalan ditanggung rakyat sendiri, bukan pemerintah.
Jika taksiran melebihi pajak, maka kelebihannya itu tidak dikembalikan kepada rakyat.
Tenaga yang digunakan untuk tanam paksa melebihi tenaga untuk menanam padi.
Pengaruh Tanam Paksa :
- Rakyat menderita dan kelaparan karena sebagian besar waktunya untuk mengurus tanam paksa dan tanaman padi mereka terlantar.
- Sisi positifnya, rakyat menjadi tahu tanaman baru yang unggul sebagai komoditas ekspor.
Pihak yang menentang Tanam Paksa :
Mereka
mendesak pemerintah Belanda menghapus tanam paksa dan mengizinkan
mereka masuk ke Indonesia untuk menanam modalnya (Politik Pintu
Terbuka).
Golongan Humanis di Belanda
· Eduard Douwes Dokker = Asisten Residen, seorang penulis menulis buku Max Havelaar.
· Van de Venter (Politik Etis) = perbaikan irigasi, edukasi dan transmigrasi.
· Baron Van Hoevel = Pendeta Belanda
Kelompok Liberal di Negara Belanda.
Pengaruk Kolonialisme dan Imperialisme terhadap Bangsa Indonesia
1. Bidang Politik :
Pamong praja yang dulu berdasarkan garis keturunan, diubah menjadi system kepegawaian.
Jawa sebagai pusat pemerintahan dan membaginya menjadi wilayah perfektur.
Hokum yang dulu menggunakan hokum adat, diubah menggunakan system hokum barat modern.
Kebijakan yang diambil raja dicampuri Belanda.
2. Bidang Ekonomi :
Belanda membuka tambang minyak bumi di Tarakan, Kalimantan Timur.
Belanda membangun rel kereta api untuk memperlancar arus perdagangan.
Liberialisme ekonomi.
3. Bidang Sosial :
Pembentukan status social dimana yang tertinggi adalah orang Eropa, Asia dan Timur Jauh baru kaum pribumi.
Struktur penguasa lenyap.
4. Bidang Budaya :
Westrenisasi menyebar lewat jalur pendidikan dan pemerintahan.
Birokrat menggunakan Bahasa Belanda sebagai symbol status mereka .
Masuknya agama katholik dan protestan.